
INN | DELI SERDANG (SUMUT) – Kabupaten Deli Serdang memiliki segudang potensi Desa, banyak industri rumahan yang memberi dampak ekonomi bagi warga, salah satunya industri pembuatan tempe di Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe.
Tepatnya di rumah Pak Kirman, bersama istrinya membuat tempe yang sudah berjalan kurang lebih 12 tahun, katanya resep tempe khas Desa Jati Kesuma ini sudah dari generasi ke generasi, Rabu (17/4/2024).
“Semua produksi ini, saya dan istri yang mengerjakan,” ujarnya saat berada di ruang tamu kediamannya.
Pak Kirman mengatakan, “Dia bersama Istri menghasilkan sekitar 20 kg sekali produksi, sementara saat sebelum pandemi dan harga kedelai naik, ia dapat memproduksi sekitar 40 kg bahkan lebih, ukuran tempe khas Jati Kesuma ini sekitar 25 cm dengan lebar 5 cm ketebalan 3 cm, tiap lonjor tempe seharga Rp. 3.000 hingga Rp. 5.000 tergantung panjang tempe.
“Prosesnya sama seperti yang lain, hanya saja kami menggunakan kedelai tanpa campuran apapun, mungkin itulah yang membuat rasa tempe khas Jati Kesuma berbeda dengan tempe lainnya, kalau tempe lain ada rasa asam-asamnya, kami murni menggunakan kedelai,” pungkasnya.
Berprofesi selain petani, dirinya juga menjadi salah satu produsen tempe yang mendistribusikan sekitar Kecamatan Namo Rambe, fan sebahagian besar pembeli berasal dari pasar Namo Rambe atau Bakul Rengkek Keliling.
Penikmat tempe khas Jati Kesuma bukan hanya berasal dari Kecamatan sekitar saja, beberapa tetangga yang merantau ke luar daerah, setiap pulang kampungpun mencari tempe khas Jati Kesuma bikinan Pak Kirman, biasanya yang gurih tanpa ada rasa asam dan berbau, sehingga menjadi kuliner Desa yang selalu disajikan warga Kecamatan Namo Rambe.
(Sumber : Pendim 0201/Medan)